Terbentuknya Kepulauan Indonesia
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Bagaimana proses terbentuknya Kepulauan Indonesia? Menurut ilmu kebumian yang lazim saat ini, pembentukan Kepulauan Indonesia terkait dengan teori tektonik lempeng. Teori tektonik lempeng (tectonic plate) adalah teori yang menjelaskan pergerakan di kulit bumi sehingga memunculkan bentuk permukaan bumi seperti yang sekarang kita diami.
Pergerakan diawali dengan menunjamnya lempeng dasar samudra yang disebabkan oleh desakan lempeng benua yang lebih tebal dan keras dan di tempat inilah terbentuk palung laut (dasar laut yang dalam dan memanjang). Dampak dari pergerakan lempeng terhadap wilayah Indonesia membuat wilayah Indonesia rawan akan gempa bumi (namun juga kaya sumber daya mineral). Padahal Indonesia terletak pada pertemuan empat lempeng besar dunia (Lempeng Eurasia, Indo-Australia, Filipina, dan Pasifik). Lempeng-lempeng itu selalu bergerak 5-9 cm per tahun dank arena massa batuan yang bergerak besar maka energy yang dihasilkan besar pula. Hal tersebut berdampak bukan hanya pada banyaknya aktivitas vulkanis dan tektonis di Indonesia, tapi juga tenaga besar yang terjadi pada fenomena-fenomena tersebut.
Adanya pergerakan subduksi antara dua lempeng kemudian menyebabkan terbentuknya deretan gunung berapi dan parit samudra. Demikian pula subduksi antara lempeng Indo-Australia dan lempeng Eurasia menyebabkan terbentuknya deretan gunung berapi yang tak lain adalah Bukit Barisan di Pulau Sumatera dan gunung berapi di sepanjang Pulau Jawa, Bali, dan Lombok, serta parit samudra yang tak lain adalah Parit Jawa (Sunda).
Lempeng tektonik terus bergerak hingga suatu saat gerakannya mengalami gesekan aau benturan yang cukup keras. Fenomena seperti inilah yang dapat menimbulkan gempa, tsunami, dan meningkatnya kenaikan magma ke permukaan bumi. Dari tiga tipe batas lempeng yang dikenal (konvergen, divergen, dan shear), terbentuknya kepulauan Indonesia dapat dijelaskan sebagai batas lempeng konvergen dimana terjadi tumbukan antara lempeng Indo-Australia dari selatan, lempeng Pasifik dari timur, dan lempeng Asia dari utara.
Indonesia terdiri dari lima pulau besar, yaitu Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Rangkaian pulau-pulau ini menjadi bagian utama dari kepulauan Nusantara. Di dalamnya terdapat lebih dari 400 gunung berapi dan 130 diantarnya termasuk gunung berapi aktif. Sebagian dari gunung berapi itu terletak di dasar laut dan tidak terlihat dari permukaan laut (bahkan Indonesia merupakan tempat pertemuan dua rangkaian gunung berapi aktif / Ring of Fire, sehingga terdapat puluhan patahan aktif yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia). Lalu bagaimana proses pembentukan pulau-pulau utama ini?
1. Pulau Sulawesi
Pulau Sulawesi terbentuk akibat pertemuan lempeng Indo-Australia, Eurasia, dan lempeng mikro lain didaerah tersebut.
2. Pulau Papua dan Kalimantan
Keduanya terbentuk dari pecahan super benua pada awal terbentuknya permukaan bumi. Teori tektonik lempeng menyebutkan bahwa dahulu seluruh daratan di muka bumi ini adalah satu daratan yang sangat luas bernama Pangea., kemudian induk benua ini terpecah menjadi dua, yaitu Gondwana (di utara) dan Laurasia (di selatan). Seiring berjalannya waktu kedua lempeng besar tersebut terpecah-pecah kembali menjadi benua-benua seperti sekarang ini. Asia, Afrika, Amerika, dan Australia dahulunya adalah satu pulau besar. Kalimantan sendiri berada diatas Lempeng Benua Asia, sedangkan Papua termasuk di dalam Lempeng Australia.
3. Pulau-Pulau Kecil
Pulau-pulau kecil, seperti Kepulauan Seribu dan lainnya proses terbentuknya pulau-pulau tersebut sangat sederhana dibandingkan yang lain. Mereka berasal dari endapan pecahan kerang, koral, dan bintang laut lainnnya. Semakin lama semakin besar, akhirnya terbentuklah sebuah pulau baru.
Sejarah geologi Nusantara juga memengaruhi flora dan fauna, termasuk makhluk mirip manusia yang telah menghuni wilayah ini. Sebagian daratan Nusantara dahulu merupakan dasar laut seperti wilayah pantai selatan Jawa dan Nusa Tenggara. Aneka fosil hewan laut ditemukan di wilayah ini. Daerah ini pun dikenal sebagai wilayah karts yang terbentuk dari endapan kapur terumbu karang purba. Endapan batu bara di wilayah Sumatra dan Kalimantan memberi indikasi pernah adanya hutan dari masa Palaeozoikum. Laut dangkal diantara Sumatra, Jawa (termasuk Bali), dan Kalimantan, serta Laut Arafuru dan Selat Torres adalah perairan muda yang baru terbentuk setelah berakhirnya zaman es terakhir (hingga 10.000 tahun sebelum era modern). Inilah yang menyebabkan ada banyak kemiripan jenis tumbuhan dan hewan di antara ketiga pulau besar tersebut. Flora dan fauna di tiga pulau tersebut memiliki kesamaan dengan daratan Asia (Indocina, Semenanjung Malaya, dan Filipina). Harimau, gajah, tapir, kerbau, babi hutan, badak, dan berbagai unggas yang hidup di Asia daratan banyak yang memiliki kerabat di ketiga pulau ini.
Berdasarkan penelitian Alfred Russel Wallace, ia membuat kesimpulan bahwa wilayah Indonesia terbagi atas dua wilayah berbeda berdasarkan keragaman flora dan faunanya. Pembagian itu adalah Paparan Sahul di sebelah timur dan Paparan Sunda di sebelah barat. Sebagai zona pembatasnya dikenal sebagai garis Wallace yang membentang dari selat Lombok sampai Selat Makassar ke arah utara. Fauna yang berada di sebelah timur garis Wallace disebut Australia Malayan, sedangkan fauna yang berada di sebelah baratnya disebut Indo-Malayan Region.
Komentar
Posting Komentar